Bumi merupakan satu-satuya planet yang dihuni oleh
berbagai makhluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara
struktur, lapisan bumi bumi dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1.
Kerak bumi
Kerak bumi merupakan bagian terluar (permukaan bumi).
Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang
terdiri dari batuan asam maupun basa. Lapisan ini sebagai tempat tinggal bagi
seluruh makhlik hidup. Suhu dibagian bawah kerak bumi mencapai 1100°C. Lapisan
kerak bumi dan bagian dibawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2.
Selimut atau
selubung (mantel )
Selimut atau selubung (mantel) merupakan lapisan yang
terletak dibawah lapisan kerak bumi. Tebal selumut bumi mencapai 2.900 km dan
merupakan lapisan batuan padat. Suhu dibagian bawah selimut mencapai 3000°C.
3.
Inti bumi (core)
Inti bumi terdiri dari material cair, dengan penyusun
utama logam besi 90% , nikel 8% , dan lain-lainnya yang terdapata pada
kedalaman 2900-5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan
lapisan inti dalam. Lapisa inti luar tebalnya 2.000 km dan terdiri atas besi
cair yang suhunya mencapai 2.200 °C. inti dalam merupakan pusat bumi berbenuk
bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam terdiri dari nikel yang
suhunya mecapai 4.500 °C.
Gempa dapat diartikan sebagai bergetarnya lapisan
litosfer dan permukaan bumi karena sebab-sebab tertentu. Kekuatan getaran gempa
diukur oleh alat yang disebut Seismometer atau lebih
dikenal dengan Seismograf, sedangkan
kertas yang berisi rekaman frekuensi dan intensitas gempa dinamakan Seismogram.
Cabang ilmu kebumian yang secara khusus mempelajari kegempaan
dinamakanSeismologi. Berdasarkan faktor penyebabnya,
gempa dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
·
Gempa tektonik yaitu
getaran gempa yang diakibatkan proses
tektonik baik lipatan atau patahan muka Bumi sehingga
mengakibatkan pergeseran (dislokasi) lapisan-lapisan batuan pembentuk litosfer.
Pusat gempa tektonik tersebar di sepanjang zona penyusupan (subduksi) lempeng
samudra ke bawah lempeng benua.
·
Gempa vulkanik, yaitu
getaran gempa yang menyertai aktivitas gunungapi, baik sebelum maupun pada saat
terjadi erupsi.
·
Gempa terban (runtuhan), yaitu
gempa yang terjadi akibat runtuhnya massa batuan mengisi ruang yang kosong
dalam litosfer. Gempa ini sering terjadi akibat ambruknya gua-gua kapur atau
terowongan pertambangan bawah tanah.
Penggolongan gempa juga didasarkan atas karakteristik
hiposentrum dan episentrumnya. Hiposentrum (pusat gempa) adalah titik atau
garis dalam litosfer yang menjadi tempat terjadinya gempa. Adapun Episentrum
adalah titik atau garis di permukaan Bumi sebagai tempat gelombang gempa
dirambatkan ke wilayah di sekitarnya. Letak episentrum adalah tegak lurus
terhadap hiposentrum.
Titik di
bawah tanah, tepat di tempat bebatuan berguncang dan menyebabkan gempa bumi
disebut pusat atau hiposentrum. Gerakan bebatuan menyebabkan getaran yang
disebut gelombang seismik. Gelombang seismik bergerak sangat cepat ke segala
arah dari pusat gempa. Gelombang paling kuat terjadi di titik pada permukaan
Bumi yang berada tepat di atas pusat, semakin jauh dari pusat maka gelombang seimik akan semakin lemah.
Berdasarkan kedalaman hiposentrum dikenal tiga macam gempa, yaitu sebagai berikut.
1.
Gempa dalam, jika
jarak hiposentrumnya berkisar antara 300–700 km dari permukaan bumi.
2.
Gempa pertengahan, jika jarak
hiposentrumnya berkisar antara 100-300 km dari permukaan bumi.
3.
Gempa dangkal, jika jarak
hiposentrumnya kurang dari 100 km dari permukaan bumi.
Dari hiposentrum (pusat
gempa), gelombang seismik dirambatkan ke permukaan bumi
berupa gelombang primer (P) dan gelombang sekunder (S). Gelombang primer, yaitu
getaran yang kali pertama dirasakan di muka bumi oleh seismograf, sedangkan
getaran-getaran yang dirasakan selanjutnya dinamakan gempa sekunder. Setelah
sampai ke permukaan bumi, getaran gempa tersebut kemudian dirambatkan ke segala
arah dalam bentuk gelombang permukaan dengan cepat rambat antara 3,5–3,9
km/detik. Gelombang permukaan
inilah yang sering kali menghancurkan wilayah yang dilaluinya. Adapun berdasarkan letak episentrumnya, gempa
dibedakan menjadi dua, yaitu gempa yang episentrumnya di darat dan di dasar
laut. Ada kalanya gempa di dasar laut dapat mengakibatkan gelombang pasang air
laut secara tiba-tiba. Gelombang pasang semacam ini dinamakan Tsunami. Tinggi
gelombang laut saat terjadi tsunami dapat mencapai puluhan meter, sehingga
dalam waktu sesaat gelombang pasang ini dapat menghancurkan segala sesuatu yang
ada di wilayah pantai dan sekitarnya bahkan merenggut jiwa manusia.
Gunung api dan kaitannya dengan stuktur bumi
Gunungapi terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng yang terus menekan
sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunungapi berawal
dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan
gunung api. Hal
tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dan
sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa
tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik.
Gunung api terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah
benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk
akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua, busur tengah samudera, terjadi
akibat pemekaran kerak samudera dan busur dasar samudera yang terjadi akibat
terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.Pengetahuan tentang tektonik
lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam termasuk deretan
pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Planet bumi mepunyai banyak cairan
dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan dan
komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunung api
Beberapa
contoh gambar lempengan :
Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan
bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari
unsure radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap
waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin secara
berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat
pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan. Perambatan panas dari
dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material yang
terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerak
menyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7 35 km
di bawah muka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat,
kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut.
Beberapa
bentuk gunung di Indonesia sebagai berikut :
Litosfir termasuk juga kerak umumnya mempunyai ketebalan 70 120 km dan
terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik. Lempeng
bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel. Bagian alas
litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut juga
astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana
mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur,
walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal lk. 35 km,
berdensiti rendah dan berumur 1 2 miliar tahun, sedangkan kerak samudera lebih
tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun.
Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan
berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.
Pergerakan
antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunung api berbeda :
1. Pemekaran kerak benua, lempeng
bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke
permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera.
2. Tumbukan antar kerak, dimana
kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak
tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan
melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.
3. Kerak benua menjauh satu sama
lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau
rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga
membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.
4. Penipisan kerak samudera akibat
pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar
samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan
gunungapi perisai.
Cara
menanggulangi bencana
Gempa bumi
Gempa bumi adalah sentakan asli dari bumi yang
bersumber didalam bumi, merambat melalui permukaan, dan menembus bumi. Cara
yang paling sering dipakai untuk mengukur besar suatu gempa adalah skala
richter. Bentuk
kerusakan laingkungan akibat gempa :
1.
Rusaknya fasillitas lingkungan
2.
Amblesnya permukaan tanah
3.
Gempa bumi laut menghasilakn tsunami
Cara Mengurangi
resiko gempa bumi
1.
Memetakan gempa bumi
2.
Monitoring gempa bumi
3.
Memperkirakan gempa
4.
Penerangan tentang gempa
2. Mengatasi
gempa bumi
Langkah-langkah mengatasinya :
1.
Mengenal daerah rawan gempa
2.
Mengamati perilaku hewan
3.
Memahami tindakan-tindakan sebelum,
saat, dan setelah terjadi gempa bumi
4.
Penyelamatan dan pemulihan
Tindakan yang harus dilakukan :
1.
Melakukan evakuasi dan mendirikan tenda-tenda
pengungsian bagi korban
2.
Melakukan penyelamatan
3.
Menyediakan bantuan medis
4.
Menyediakan MCK, air, makanan, dan
minuman
5.
Menyediakan pendidikan darurat
6.
Melakukan pemulihan psikologis pada
korban
7.
Memperbaiki dan membangun kembali
gedung, sarana, dan fasilitas lainnya.
Bencana Gunung
meletus
Sifat letusan gunung api terbagi menjadi dua, yaitu
effusive (meletus secara perlahan) dan eksplosif (meleeetus secara
meledak-ledak). Material-material yang dikeluarkan saat gunung meletus beruap
abu, pasir,batuan,krikil kecil, cairan-cairan silikat, solfatar, asam arang,
dan mofet. Tanda-tanda gunung meletus :
1. Terjadi
peningkatan suhu didaerah sekitar kawah
2. Sumber-simber
air yang kering
3. Sering
terjadi gempa vulkanik
4. Sering
terdengar suara gemuruh
5. Turunnya binatang-
binatang dari puncak didaerah kaki gunung
Kerusakan
lingkungan yang tejadi :
1. Timbul
banyak korban
2. Bertebaran
debu-debu gunung api yang dapat membahayakan penerbangan udara
3. Rusaknya
lahan pertanian
4. Rusaknya
semua material
5. Terbakarnya
hutan
6. Keringnya
sumber-sumber air
7. Rusaknya
lingkungan sekitar
Cara mengurangi resiko gunung api
1. Memanfaat
gunung api
2. Tidak
mengekploitasi gunung api
3. Memahami
bahaya letusan gunung api
0 komentar:
Posting Komentar