Minggu, 30 Maret 2014


STRUKTUR BUMI
Bumi merupakan satu-satuya planet yang dihuni oleh berbagai makhluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi bumi dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

1.      Kerak bumi 
Kerak bumi merupakan bagian terluar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batuan asam maupun basa. Lapisan ini sebagai tempat tinggal bagi seluruh makhlik hidup. Suhu dibagian bawah kerak bumi mencapai 1100°C. Lapisan kerak bumi dan bagian dibawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.

2.      Selimut atau selubung (mantel )
Selimut atau selubung (mantel) merupakan lapisan yang terletak dibawah lapisan kerak bumi. Tebal selumut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu dibagian bawah selimut mencapai 3000°C.

3.      Inti bumi (core)
Inti bumi terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi 90% , nikel 8% , dan lain-lainnya yang terdapata pada kedalaman 2900-5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisa inti luar tebalnya 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 °C. inti dalam merupakan pusat bumi berbenuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam terdiri dari nikel yang suhunya mecapai 4.500 °C.


Gempa dapat diartikan sebagai bergetarnya lapisan litosfer dan permukaan bumi karena sebab-sebab tertentu. Kekuatan getaran gempa diukur oleh alat yang disebut Seismometer atau lebih dikenal dengan Seismograf, sedangkan kertas yang berisi rekaman frekuensi dan intensitas gempa dinamakan Seismogram. Cabang ilmu kebumian yang secara khusus mempelajari  kegempaan dinamakanSeismologi. Berdasarkan faktor penyebabnya, gempa dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.

·       Gempa tektonik yaitu getaran gempa yang diakibatkan proses tektonik baik lipatan atau patahan muka Bumi sehingga mengakibatkan pergeseran (dislokasi) lapisan-lapisan batuan pembentuk litosfer. Pusat gempa tektonik tersebar di sepanjang zona penyusupan (subduksi) lempeng samudra ke bawah lempeng benua.

·       Gempa vulkanik, yaitu getaran gempa yang menyertai aktivitas gunungapi, baik sebelum maupun pada saat terjadi erupsi.

·       Gempa terban (runtuhan), yaitu gempa yang terjadi akibat runtuhnya massa batuan mengisi ruang yang kosong dalam litosfer. Gempa ini sering terjadi akibat ambruknya gua-gua kapur atau terowongan pertambangan bawah tanah.

Penggolongan gempa juga didasarkan atas karakteristik hiposentrum dan episentrumnya. Hiposentrum (pusat gempa) adalah titik atau garis dalam litosfer yang menjadi tempat terjadinya gempa. Adapun Episentrum adalah titik atau garis di permukaan Bumi sebagai tempat gelombang gempa dirambatkan ke wilayah di sekitarnya. Letak episentrum adalah tegak lurus terhadap hiposentrum.

Titik di bawah tanah, tepat di tempat bebatuan berguncang dan menyebabkan gempa bumi disebut pusat atau hiposentrum. Gerakan bebatuan menyebabkan getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang seismik bergerak sangat cepat ke segala arah dari pusat gempa. Gelombang paling kuat terjadi di titik pada permukaan Bumi yang berada tepat di atas pusat, semakin jauh dari pusat maka  gelombang seimik akan semakin lemah. 

Berdasarkan kedalaman hiposentrum dikenal tiga macam gempa, yaitu sebagai berikut. 
1.              Gempa dalam, jika jarak hiposentrumnya berkisar antara 300–700 km dari permukaan bumi.
2.              Gempa pertengahan, jika jarak hiposentrumnya berkisar antara 100-300 km dari permukaan bumi.
3.              Gempa dangkal, jika jarak hiposentrumnya kurang dari 100 km dari permukaan bumi.

Dari hiposentrum (pusat gempa), gelombang seismik dirambatkan ke permukaan bumi berupa gelombang primer (P) dan gelombang sekunder (S). Gelombang primer, yaitu getaran yang kali pertama dirasakan di muka bumi oleh seismograf, sedangkan getaran-getaran yang dirasakan selanjutnya dinamakan gempa sekunder. Setelah sampai ke permukaan bumi, getaran gempa tersebut kemudian dirambatkan ke segala arah dalam bentuk gelombang permukaan dengan cepat rambat antara 3,5–3,9 km/detik.  Gelombang  permukaan inilah yang sering kali menghancurkan wilayah yang dilaluinya. Adapun berdasarkan letak episentrumnya, gempa dibedakan menjadi dua, yaitu gempa yang episentrumnya di darat dan di dasar laut. Ada kalanya gempa di dasar laut dapat mengakibatkan gelombang pasang air laut secara tiba-tiba. Gelombang pasang semacam ini dinamakan Tsunami. Tinggi gelombang laut saat terjadi tsunami dapat mencapai puluhan meter, sehingga dalam waktu sesaat gelombang pasang ini dapat menghancurkan segala sesuatu yang ada di wilayah pantai dan sekitarnya bahkan merenggut jiwa manusia.

Gunung api dan kaitannya dengan stuktur bumi
Gunungapi terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng yang terus menekan sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunungapi berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunung api. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulang manusia yang terkubur oleh endapan vulkanik.
Gunung api terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua, busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Planet bumi mepunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan dan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunung api
Beberapa contoh gambar lempengan :
Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisma di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7 35 km di bawah muka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut.
Beberapa bentuk gunung di Indonesia sebagai berikut :

Litosfir termasuk juga kerak umumnya mempunyai ketebalan 70 120 km dan terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik. Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel. Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal lk. 35 km, berdensiti rendah dan berumur 1 2 miliar tahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.
Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunung api berbeda :
1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera.
2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.
3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.
4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.
Cara menanggulangi bencana
Gempa bumi
Gempa bumi adalah sentakan asli dari bumi yang bersumber didalam bumi, merambat melalui permukaan, dan menembus bumi. Cara yang paling sering dipakai untuk mengukur besar suatu gempa adalah skala richter. Bentuk kerusakan laingkungan akibat gempa :
1.   Rusaknya fasillitas lingkungan
2.   Amblesnya permukaan tanah
3.   Gempa bumi laut menghasilakn tsunami

Cara Mengurangi resiko gempa bumi
1.        Memetakan gempa bumi
2.        Monitoring gempa bumi
3.        Memperkirakan gempa
4.        Penerangan tentang gempa
2.      Mengatasi gempa bumi
Langkah-langkah mengatasinya :
1.         Mengenal daerah rawan gempa
2.         Mengamati perilaku hewan
3.         Memahami tindakan-tindakan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi
4.         Penyelamatan dan pemulihan

Tindakan yang harus dilakukan :
1.         Melakukan evakuasi dan mendirikan tenda-tenda pengungsian bagi korban
2.         Melakukan penyelamatan
3.         Menyediakan bantuan medis
4.         Menyediakan MCK, air, makanan, dan minuman
5.         Menyediakan pendidikan darurat
6.         Melakukan pemulihan psikologis pada korban
7.         Memperbaiki dan membangun kembali gedung, sarana, dan fasilitas lainnya.
Bencana  Gunung meletus
Sifat letusan gunung api terbagi menjadi dua, yaitu effusive (meletus secara perlahan) dan eksplosif (meleeetus secara meledak-ledak). Material-material yang dikeluarkan saat gunung meletus beruap abu, pasir,batuan,krikil kecil, cairan-cairan silikat, solfatar, asam arang, dan mofet. Tanda-tanda gunung meletus :
1.      Terjadi peningkatan suhu didaerah sekitar kawah
2.      Sumber-simber air yang kering
3.      Sering terjadi gempa vulkanik
4.      Sering terdengar suara gemuruh
5.      Turunnya binatang- binatang dari puncak didaerah kaki gunung
Kerusakan lingkungan yang tejadi :
1.      Timbul banyak korban
2.      Bertebaran debu-debu gunung api yang dapat membahayakan penerbangan udara
3.      Rusaknya lahan pertanian
4.      Rusaknya semua material
5.      Terbakarnya hutan
6.      Keringnya sumber-sumber air
7.      Rusaknya lingkungan sekitar
Cara   mengurangi resiko gunung api
1.      Memanfaat gunung api
2.      Tidak mengekploitasi gunung api
3.      Memahami bahaya letusan gunung api

0 komentar:

Posting Komentar